Sebuah syair
lagu berdendang,”Hidup penuh liku-liku. Ada
suka, ada duka. Semua manusia pasti pernah merasakannya. Jalan manusia
rupa-rupa, kecewa atau bahagia merasakannya.” Begitulah hidup penuh liku-liku,
penuh misteri. Allah SWT berfirman,”Kami pergilirkan manusia, kadang dia berada
di atas dan kadang dia berada di bawah.”
Allah SWT
menguji manusia dengan berbagai bentuk seperti kelaparan, kekurangan harta
benda, kekurangan ekonomi, kekurangan anggota badan, polah tingkah anak isteri
dan keluarga yang tidak sesuai Al Qur’an, ketakutan, dan lain sebagainya.
Menghadapi ujian-ujian itu, seseorang harus bersabar agar bisa lulus dari
ujian. Dan naik tingkat atau level atau derajat ke tingkat lebih tinggi lagi.
Level derajat kemuliaan yang lebih tinggi dari umumnya manusia.
Pada
dasarnya, ujian bukan hanya kesengsaraan. Tapi berkelimpahan harta juga
merupakan suatu ujian. Nabi Sulaiman
AS pernah berkata,”Ya Allah
Engkau telah karuniakan kepada kami kerajaan di bumi, maka itu sebagai ujian apakah
kami bersyukur kepadamu atau tidak.” Ujian manusia mengalami dalam hidupnya
seperti ujian memiliki suami atau isteri yang rewel.
“Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan
larangan), lalu Ibrahim menunaikannya” (Qs. Al Baqarah : 124). Ibrahim AS lulus dari ujian Allah. Karena ketaatan dan prestasi cemerlangnya itu. Maka Allah SWT
memilihnya menjadi manusia pilihan, memilihnya menjadi seorang nabi dan rasul,
serta mengangkatnya ke derajat yang lebih tinggi dan mulia.
Ujian-ujian
yang dihadapi Ibrahim sangat berat kadarnya. Tapi beliau lulus. Oleh sebab itu,
sama seperti sebuah sekolah formal. Ujian tingkat SD akan disesuaikan dengan
anak SD. Dan ujian universitas disesuaikan dengan tingkat kepintaran anak kampus.
Jadi, mengapa takut dengan ujian dari Allah? Ujian untuk mengangkat seseorang
ke derajat lebih takwa dan terhormat. Adapun orang takwa dan terhormat adalah
mereka yang layak masuk surga.
Nabi Adam AS
ketika diciptakan dalam surga, ia pun mendapat ujian dari Allah berupa dilarang
mendekat pohon khuldi. Tapi Adam AS tidak lulus dari ujian itu dimana ia
tergoda oleh iblis memetik buah pohon itu kemudian memakannya. Allah SWT murka
dan mengusir Adam dan Siti Hawa dari surga. Hidup di surga ada ujian, apalagi
hidup di dunia banyak sekali ujian dari sejak bangun tidur sampai ia terlelap
tidur. Bahkan ia tidur sendiri, ujian akan datang. Karena ketika seseorang
tidur, setan akan merasuki dalam alam tidurnya untuk berbuat durhaka pada
Allah.
Allah SWT berfirman:
“Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat. (QS.Al Baqarah : 214).