Selasa, 14 Oktober 2014

Bertahan Dari Ujian



Sebuah syair lagu berdendang,”Hidup penuh liku-liku. Ada suka, ada duka. Semua manusia pasti pernah merasakannya. Jalan manusia rupa-rupa, kecewa atau bahagia merasakannya.” Begitulah hidup penuh liku-liku, penuh misteri. Allah SWT berfirman,”Kami pergilirkan manusia, kadang dia berada di atas dan kadang dia berada di bawah.”


Allah SWT menguji manusia dengan berbagai bentuk seperti kelaparan, kekurangan harta benda, kekurangan ekonomi, kekurangan anggota badan, polah tingkah anak isteri dan keluarga yang tidak sesuai Al Qur’an, ketakutan, dan lain sebagainya. Menghadapi ujian-ujian itu, seseorang harus bersabar agar bisa lulus dari ujian. Dan naik tingkat atau level atau derajat ke tingkat lebih tinggi lagi. Level derajat kemuliaan yang lebih tinggi dari umumnya manusia.

Pada dasarnya, ujian bukan hanya kesengsaraan. Tapi berkelimpahan harta juga merupakan suatu ujian. Nabi Sulaiman AS pernah berkata,”Ya Allah Engkau telah karuniakan kepada kami kerajaan di bumi, maka itu sebagai ujian apakah kami bersyukur kepadamu atau tidak.” Ujian manusia mengalami dalam hidupnya seperti ujian memiliki suami atau isteri yang rewel.

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya” (Qs. Al Baqarah : 124). Ibrahim AS lulus dari ujian Allah. Karena ketaatan dan prestasi cemerlangnya itu. Maka Allah SWT memilihnya menjadi manusia pilihan, memilihnya menjadi seorang nabi dan rasul, serta mengangkatnya ke derajat yang lebih tinggi dan mulia.

Ujian-ujian yang dihadapi Ibrahim sangat berat kadarnya. Tapi beliau lulus. Oleh sebab itu, sama seperti sebuah sekolah formal. Ujian tingkat SD akan disesuaikan dengan anak SD. Dan ujian universitas disesuaikan dengan tingkat kepintaran anak kampus. Jadi, mengapa takut dengan ujian dari Allah? Ujian untuk mengangkat seseorang ke derajat lebih takwa dan terhormat. Adapun orang takwa dan terhormat adalah mereka yang layak masuk surga.

Nabi Adam AS ketika diciptakan dalam surga, ia pun mendapat ujian dari Allah berupa dilarang mendekat pohon khuldi. Tapi Adam AS tidak lulus dari ujian itu dimana ia tergoda oleh iblis memetik buah pohon itu kemudian memakannya. Allah SWT murka dan mengusir Adam dan Siti Hawa dari surga. Hidup di surga ada ujian, apalagi hidup di dunia banyak sekali ujian dari sejak bangun tidur sampai ia terlelap tidur. Bahkan ia tidur sendiri, ujian akan datang. Karena ketika seseorang tidur, setan akan merasuki dalam alam tidurnya untuk berbuat durhaka pada Allah.

Allah SWT berfirman:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS.Al Baqarah : 214).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar